Diibaratkan dunia, gue adalah seorang pengembara yang sedang melakukan perjalanan melalui rintangan demi rintangan tanpa misi yang gak begitu penting. Beberapa tahun yang lalu, sempat gue singgah didunia yang mereka sebut itu Twitter. ya, ramai perbincangan media dimana Twitter merupakan sosial media yang dipenuhi orang-orang ternama, contohnya ya seperti singer favorit gue yaitu Rihanna.
Selain berkiprah dalam dunia Twitter, gue juga eksis dalam hal memperbudak memperbanyak teman di aplikasi chatting BBM. Suatu waktu ketika jempol gue jalan-jalan ditimeline, tiba tiba mata gue tertuju pada display picture seorang cewek, seketika gue berkata dalam hati, 'dia manis'.
Memulai Cerita, melalui Chatting.
Cewek yang gue sebutkan adalah cewek yang bener-bener menurut gue adalah cewek yang selama ini gue bilang 'dia cewek'. Dia punya ciri-ciri postur tubuh setelinga gue, btw tinggi gue sekitar 150an, itu adalah postur tubuh ideal bagi seorang cowok pada masanya. Dia adalah cewek yang baik, ramah, punya senyum yang bikin cowok ikut senyum ketika dia melakukannya, dan yang paling gue suka adalah lesung pipinya yang tepat berada dikedua pipinya.
Setelah melihat situasi tersebut, tanpa babibu lagi langsung saja gue memulai percakapan ala buaya, sekedar say hi atau minta dibelikan pulsa.
Seperti cowok pada umumnya, untuk memulai percakapan dengan cewek itu gak semudah membalikan telapak tangan, so, you need something shit magic on chatting. "Hi." gue pada saat itu memulai apa yang gue pikirkan sampai saat ini, "Hi juga," balas dia, beberapa waktu kemudian terlihat dibawah profil namenya sedang menulis pesan, dia melanjutkan kalimatnya nya "kamu boy yang sekolah di sma 69 kan?" lahh kok ni cewek tau nama dan sekolah gue, maklum pada saat itu gue lagi pamor-pamornya di bidang tertentu sehingga terangkatlah nama gue.
Setelah beberapa saat saling tanya mengenai profil dasar masing-masing, gue mulai menanyakan apa yang menyangkut privasi, maklum gue orangnya to the point, gasuka buang waktu,tenaga, dan uang. Gue mulai menyakan apa yang dia benci, apa yang dia suka, sampe berapa ukuran kaos kaki dia. Sekilas tentang dia, dia adalah cewek yang tergolong pinter dalam hal tulisan, suka animasi jejepangan atau anime, gak bagus bagus amat dalam sport, tapi yang gue tau dia ikut eskul bola besar dan mungkin gausah gue sebut namanya.
Sampai pada pertanyaan ampas, yaitu 'kamu udah punya cowok?' mungkin pada saat itu gue ingat gue lagi boker, biar lancar makanya tanya gitu hehe. 'aku gapunya cowok' katanya, seketika gue keluar wc, oke ini jijik. sampai akhirnya tau dia jomblo, itulah moment bahagia para cowok ketika mereka bertanya seperti itu.
Setelah beberapa lama kemudian, gue yang punya insting apa gimana tapi gue tau gue punya kesamaan sama dia, dan menurut gue dia juga mengetahuinya, selang waktu dia sering main kerumah gue, jujur aja dia lebih enak dipandang secara langsung, tapi bukan berarti dia gak enak dipandang secara gak langsung juga, suara yang lembut, postur yang gak gendut tapi gak kurus juga menandakan ia sering berolahraga secara teratur, dan yang paling penting menurut gue, senyuman khas dia yang diiringi lesung pipinya itu, ah tuhan, ciptaanmu memang luar biasa.
Tapi beberapa hal yang membuat gue ingin melanjutkan hubungan ini secara serius pun harus lenyap. ini gue sadari ketika gue mulai fokus ke arah yang lain, pada saat itu gue lagi sering mantengin game daripada hal lain, jujur aja ini merupakan salahsatu penyesalan terbesar dalam hidup, gue tau gue terlalu lama dimkan dia sehingga mungkin gue anggap aja dia lelah karena gue diamkan, shit!
Dia menegaskan kembali hal tersebut dengan cara yang gue pahami misalnya dia gak menkontak gue setiap waktu, sedangkan sebelum seperti ini, dia orangnya bawel banget, atau juga dia sering bertanya apakah dia boleh main kerumah gue untuk sekedar mampir atau ikut kencing, itu gue rasa udah menjadi nilai kongkrit untuk hal tersebut.
Gue berfikir untuk memulihkan kembali hubungan gue dengan dia, namun gue berfikir keras dia juga punya harga diri, mana mungkin dia mau sama cowok yang telah menyianyiakan dirinya begitu saja, jujur aja dia punya selera yang bisa dikatakan tinggi kalo urusan harga diri. Gue coba kontak dia lewat Twitter yang udah gue follow, hasilnya dia balesnya sehari ataupun seminggu setelah gue chat, ataupun lewat BBM yang udah dia ganti pinnya, gue coba stalk lebih jauh, dan yes! gue tau dia adalah temen dari temen gue, gue coba minta pin dia, dan berhasil, dia sudah berada dalam list spesial kontak gue bersama kawan-kawan gue yang gobloknya minta ampun.
Namun, setelah gue coba untuk memulihkan hal tersebut, dia malah membalas kata-kata gue dengan bahasa yang gak gue ngerti, yep, bahasa inggris. Gue kehabisan kata-kata kalo dia pake bahasa inggris, dan harus terpaksa gue memakai jasa dari sang paman, paman translate. bisa diartikan bahwa dia ingin konsen ke masa depan dia, dan gue tau itu adalah kebohongan buat menjauhkan jarak antara gue dengan dia. sampai akhirnya gue tau, kesalahan gue adalah cewek gak bisa berlama-lama bertahan sendirian, cinta itu harus dibentuk bersama, bukan ditopang oleh satu orang saja.
Akhir-akhir ini gue sering liat dia post di sosmednya tentang keseharian dia bersama teman-temannya, dan sukurlah, dia lebih baik. mungkin pada waktu itu gue seharusnya segera meminta maaf atas kesalahan gue, namun apa dikata, kesalahan yang pernah terjadi memang bisa dimaafkan namun bukan berarti bisa dilupakan, solusi yang tepat untuk hal itu adalah dengan ketulusan dikedua pihak.
Hatur Nuhun, Cewek Lesung Rasa Coklat.