Sabtu, 3 Oktober 2020.
aku merasa berhutang budi pada kawanku Hanum setelah kepergiannya kini.
Teman yang ceria dan tak pernah mengeluh mengenai hidupnya.
Semasa sekolah menengah pertamanya, aku dikenalkan dengannya dalam organisasi.
Dirinya berparas kecil itu kukira pendiam, ternyata ceria diiringi dengan senyum lebarnya yang siapapun yang melihat, aku rasa akan siapapun yang melihatnya, akan ikut untuk tertawa bersamanya.
Kadangkala dirinya jahil, dan menyebalkan.
Cubitan khas nya yang sakit membuat trauma semua orang untuk berbuat jahat atau jahil padanya.
Tapi, sekali lagi aku tekankan, dia adalah orang yang baik. Seorang kawan yang mampu melindungi orang sekitarnya. Seorang kawan yang membawa ceria pada sekitarnya.
Tak lupa juga, bahwa Hanum jago dalam bernyanyi.
Menurutku, suaranya sangat bagus, tentu saja sama dengan pendapat yang lainnya. Dan kami mengakui bahwa hanum adalah manusia inti disetiap dirinya hadir dalam perkumpulan.
Dirinya seakan-akan terasa Bold, mencolok dan tentu saja menyenangkan.
Hanum adalah sosok kawan yang cocok bagiku. Aku yang pendiam kadang aku juga tertawa dan ikut gila bersama siapapun yang bercanda tawa bersamaku, dan Hanum adalah salahsatunya.
Ketika aku diam, hanum terkadang menggodaku disaat itu. Candaannya selalu bisa memaksaku untuk selalu bisa tertawa.
Aku rindu paksaan itu.
Aku rindu cubitan khas yang sakitnya luar biasa itu.
Setelah masa menengah pertama selesai,
Hanum meninggalkan kota dimana dirinya menghabiskan masa smp nya.
Sejak saat itu aku tidak pernah bercakap lagi dengannya. Namun, dunia virtual mengeratkan kami kembali.
Pesan singkat terkadang kami kirimkan satu sama lain.
Dirinya menanyakan kabarku, dan aku menanyakan siapa gerangan temannya yang cantik dipostingan instagramnya itu.
Setelah itu dia mencaci makiku. Tentu saja, dia adalah orang baik. Orang yang mampu melindungi sekitarnya.
Kini, aku mengenalmu. Vina Fania atas izin tuhan melalui Hanum.
Jujur saja, untuk hari kebelakang aku tidak merasakan kehilangan. Tapi sejak kemarin, aku merasakan bimbang yang tak pernah se mengganggu ini.
Aku pandangi foto dimana osis pada saat itu menjabat, aku dan hanum ada dalam periode itu.
Aku pandangi wajahnya melalui bingkai foto yang aku pajang di ruang tamu.
Aku merasa kehilangan.
Tak terasa pipiku sudah hangat oleh air mata.
Air mata yang sangat jarang aku keluarkan.
Jadi inikah kehilangan seorang teman?
Terasa menyakitkan bagiku.
Sesak pada tenggorokanku sangat sakit terasa.
Nafasku terengap engap diiringi air mata yang susah sekali disudahi.
Aku beranjak tidur kemarin,
Menyiasati bahwa aku harus pergi menuju kediamannya. Meskipun hanum telah dibaringkan diperistirahatan terakhirnya. Aku harus tetap pergi menemuinya.
Hari ini, aku telah menunaikan janji atas diriku sendiri. Juga janji yang aku tepati padanya, bahwa dulu aku akan bertemu dengannya disana untuk sekedar nongkrong dan bercanda seperti dulu.
Namun tadi, aku melakukannya di tempat terakhirnya. Tak seru, juga menyebalkan, mengapa tuhan menjemput hanum secepat itu. Aku bahkan belum mentraktirnya jika aku berhasil berteman denganmu kemarin.
Tapi aku kini ikhlas,
Aku tau tuhan memetik hambanya yang terbaik terlebih dahulu.
Aku hanya merasa apa ya,
Berhutang budi, juga tak karuan,
Aku cuma pengen bilang makasih aku kenal kamu dari Hanum, dulu aku maksa banget pengen kenal dan aku rasa kemarin aku nyakitin banget kan, i want to say sorry vin. And thanks, udah mau kenal aku.
Aku merasa hutang aku ke hanum salahsatunya adalah nyakitin kamu dulu. Maaf. Aku ga bermaksud gitu.
Dulu Hanum bilang ke aku, gaboleh nyakitin temen temennya dia, aku emang jago aja maksa dia buat minta kenal sama kamu. Dia baik, dikasih tuh kemaren tapi terasanya kini aku salah banget dulu. Makanya aku pengen minta maaf ke kamu, aku td udh minta maaf ke hanum, semoga dia denger dan mau maafin aku. :)
--------------------------------------------------------------------------
Selamat Jalan Hanum, aku sayang Hanum.
Hanum salahsatu temen terbaik aku.
Tenang disana ya. Maaf aku dulu suka jail, dan gajelas ke Hanum.
Juga buat Vina, makasih ya uda mau kenal aku yg suka gajelas ini. Aku emang jahat. Sorry.
--------------------------------------------------------------------------
Selamat Jalan Teman terbaik,
Iqlima Hanum (1999-2020).
--------------------------------------------------------------------------
Write with love and tears by Pena.
- Depok, 3 Oktober 2020, Rumah Duka, 10.23.
- Sukabumi, 3 Oktober 2020, Kamar Pena, 20.12.
Music, Bad Liar by Imagine Dragons.
"And terrors don’t prey on innocent victims"